Ticker

6/recent/ticker-posts

Sejarah Kabupaten Timor Tengah Selatan


Kabupaten Timor Tengah Selatan ( Bahasa Indonesia : Kabupaten Timor Tengah Selatan ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia . Didirikan pada tahun 1958, kabupaten ini berkedudukan (ibukota) di kota Soe . Ini mencakup area seluas 3.955,36 km 2 dan memiliki populasi 440.470 pada Sensus 2010  dan 455.410 pada Sensus 2020.

Gunung Mutis , gunung tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Timur, berada di bagian utara kabupaten ini. Pengunjung internasional telah mencatat bahwa wilayah ini kaya akan kehidupan burung dan bahwa daerah tersebut merupakan tempat yang baik untuk mengamati burung.

Perekonomian lokal di daerah itu miskin dan terbelakang. Pertanian subsistenmerupakan kegiatan ekonomi utama di banyak desa. Selain itu, jika ada peluang, beberapa komunitas desa setempat terkadang melakukan penambangan yang tidak diatur atau kegiatan berbasis sumber daya lainnya. Misalnya, di kawasan Pantai Kolbano selatan Soe, ada industri lokal yang mengoleksi batu berwarna. Batu-batu itu, yang tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran yang menarik, dijual ke perusahaan-perusahaan lokal. Perusahaan pada gilirannya mengekspor batu ke negara-negara seperti Australia, Cina, Malaysia, Singapura dan tempat lain. Karung batu dijual (pertengahan 2012) dengan harga antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 (sekitar US$1,00 hingga US$2,50). Penduduk desa setempat dilaporkan dapat memperoleh sekitar Rp 50.000 (US$5) per hari mengumpulkan batu meskipun ada keluhan bahwa harga yang dibayarkan kepada pekerja yang mengumpulkan batu terlalu rendah.

Namun, ada kekhawatiran di antara beberapa kelompok masyarakat lokal, seperti orang Molo di Cagar Alam Gunung Mutis, tentang dampak lingkungan dari penambangan di daerah tersebut. Ada resistensi sosial, misalnya, terhadap aktivitas perusahaan tambang yang melakukan penggalian marmer. Sebagian karena perlawanan lokal, perusahaan pertambangan marmer meninggalkan pekerjaan mereka di daerah tersebut pada tahun 2010.


Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments