Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sejarah Kabupaten Sumba Barat Daya

Kabupaten Sumba Barat Daya ( bahasa Indonesia : Kabupaten Sumba Barat Daya ) adalah sebuah kabupaten di Pulau Sumba di provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia . Didirikan pada tahun 2007, kabupaten ini berkedudukan (ibukota) di Tambolaka . Populasinya adalah 283.818 dalam sensus sepuluh tahun 2010 dan telah meningkat menjadi 303.650 pada sensus 2020, yang terdiri dari 155.716 laki-laki dan 147.934 perempuan.


Distrik administratif

Kabupaten Sumba Barat Daya (dibentuk pada tahun 2007 dari sebagian Kabupaten Sumba Barat) pada sensus 2010 terdiri dari delapan kabupaten ( kecamatan ), tetapi sejak 2010, tiga kabupaten tambahan telah dibuat di dalam kabupaten, dengan pemekaran kabupaten yang ada . Luas wilayah (dalam km 2 ) dan jumlah penduduk kabupaten pada sensus 2010 dan sensus 2020 tercantum di bawah ini. Tabel tersebut juga mencakup lokasi pusat pemerintahan kabupaten, dan jumlah desa ( desa dan kelurahan ) di setiap kabupaten.


Pariwisata

Ada berbagai objek wisata di Sumba Barat Daya yang masih dilestarikan dan memiliki keunikan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi objek wisata tersebut berada.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki potensi obyek wisata yang dapat dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata karena keunikan unsur alam, budaya dan baharinya. Kondisi alam sekitar juga mendukung panorama masing-masing objek wisata karena masih berupa hamparan perbukitan, sungai dan danau yang luas, hutan tropis, serta berbagai corak flora dan fauna liar.

Beberapa tempat wisata di kabupaten ini sudah banyak dieksplorasi dan dikunjungi oleh berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara, namun hanya sedikit yang memiliki akses jalan serta tersedia sarana dan prasarana yang memadai yaitu Pantai Mananga Aba, Pantai Mbawana, Pantai Oro, Pantai Kawona, Pantai Newa, Pantai Waikelo, Rumah Budaya Sumba, Danau Air Asin Weekuri, dan Air Terjun Pabeti.

Saat ini keberadaannya menjadi objek wisata di Kabupaten Sumba Barat Daya yang banyak mulai terekspos kepada wisatawan lain melalui wisatawan yang telah mengunjungi beberapa lokasi objek wisata di kabupaten ini.

Salah satu alasan berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur memang untuk mempelajari budaya atau menyaksikan tradisi lokal Indonesia. Dalam hal ini, wisatawan harus mempertimbangkan untuk mengunjungi Kabupaten Sumba Barat Daya tempat Rumah Budaya Sumba berada. Lokasinya di Desa Wee Londa dan sebenarnya termasuk Kecamatan Loura. Apa yang bisa wisatawan temukan di sana? Nah, situs tersebut memberikan banyak informasi tentang warisan budaya suku Sumba dan berbagai benda berharga. Singkatnya, ia memiliki fungsi yang mirip dengan museum. Sehingga menjadi destinasi liburan yang direkomendasikan bagi yang berkunjung ke Pulau Sumba NTT pada liburan berikutnya.

Nuansa

Begitu tiba di lokasi Indonesia ini, wisatawan bisa melihat beberapa bangunan berdesain rumah adat Suku Sumba. Karena desainnya yang unik, pengunjung biasanya berswafoto di depannya dan menjadikan rumah sebagai latar belakang fotografi! Apa yang lebih? Situs ini dikelilingi oleh pohon-pohon besar, terutama pohon kelapa (yang memberikan suasana yang menenangkan ke situs). Juga, rumah budaya tersebut memiliki taman berumput yang luas di mana wisatawan dapat duduk dan bersantai selama kunjungan. Secara keseluruhan, suasananya cocok untuk relaksasi dan tamasya. Padahal ini baru permulaan. Kesepakatan sebenarnya dimulai begitu turis masuk ke dalam gedung.

Menjelajahi Budaya Rumah Sumba

Alasan umum pertama mengapa orang terus datang ke Sumba Home Culture adalah untuk mempelajari nilai budaya lokal. Fungsi budaya rumah adalah untuk mempertahankan tradisi dan memperkenalkannya kepada orang luar atau wisatawan. Bagi wisatawan, mereka dapat memanfaatkan situs ini untuk mendapatkan informasi tentang semua tradisi dan warisan budaya yang tersedia seperti Pasola, tarian, rakyat, legenda, Wula Podhu, dan banyak lagi! Jangan khawatir. Seorang pemandu wisata mungkin menjelaskan ini semua kepada wisatawan.

Mereka yang mengunjungi Sumba Home Culture juga harus mengambil kesempatan untuk mempelajari sejarah situs tersebut. Menurut penduduk setempat, pendirinya adalah Pendeta Robert Ramone. Orang-orang memanggilnya Pater Robert, sebenarnya. Dia adalah orang penting di balik popularitas budaya rumah. Tujuannya adalah untuk memikat lebih banyak orang untuk mempelajari tradisi Sumba, terutama yang tinggal di Indonesia. Ia bahkan ingin mengenalkannya kepada orang asing dan membuat Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin populer di kalangan wisatawan.

Selama kunjungan, wisatawan tidak boleh melewatkan satu pun objek atau barang untuk ditonton di sana. Bagaimanapun, bangunan ini berfungsi sebagai museum sehingga wisatawan harus meluangkan waktu untuk menjelajahinya. Banyak sekali benda-benda bersejarah yang tersimpan di dalamnya antara lain kain tenun Sumba, patung kayu, patung batu, senjata, perhiasan, foto, dan masih banyak lagi! Apalagi benda-benda itu berusia lebih dari seratus tahun!

- Atraksi Terdekat

- Pantai Karakat Indah

- Desa Watu Pekadu

- Pantai Mananga Aba

- Pantai Kawona

- Cara ke Sana

Pertama, wisatawan harus naik pesawat dari Bandara Internasional El Tari Kota Kupang dan menuju ke Bandara Tambolaka. Sebagai informasi, penerbangan memakan waktu kurang lebih 55 menit. Begitu wisatawan tiba di Tambolaka, mereka bisa langsung ke Sumba Home Culture. Perjalanan ini mungkin memakan waktu sekitar 18 menit, karena jaraknya 9,2 km. Adapun rute terbaik, sudah pasti Jalan Lukas Dairo Bili.

- Dimana untuk tinggal

- Hotel Sumba Sejahtera

- Hotel Sinar Tambolaka

- Hotel Anggrek

- Kyriad Hotel


Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments