Ticker

6/recent/ticker-posts

Tugu Peringatan Perang Kolbano di TTS



Pecahnya perang Kolbano pada tanggal 26 Oktober 1907 karena Raja Bill Nope yang berkedudukan di Niki – Niki memberikan tuduhan kepada Temukung Besar Kolbano yaitu Boi Kapitan sebagai pembunuh 2 orang Tionghoa yaitu Ahian dan Ahean. Tuduhan ini mewajibkan Boi Kapitan menghadap raja secara tepat waktu dan jika terlambat akan dikenai denda, besarnya denda selalu digandakan. Merasa bahwa beban yang diberikan raja melampui kemampuan membayarnya serta cenderung menyengsarakan rakyat, maka itu Boi Kapitan besrsama Pehe Neolaka dan Esa Taneo mengundang rakyat untuk bersepakat melawan Raja Amanuban. Kedekatan Raja Amanuban Bill Nope dengan Kompeni Belanda, menyebabkan Raja mengadukan Boi Kapitan dan Rakyat Kolbano sebagai pembangkan terhadap kerajaan dan penentang kerajaan dan penentang kekuasaan Belanda. Dan laporan ini ditanggapi oleh pihak Belanda sehingga mereka mengutus Kapten Vireman dan Operhofd J Vander Heyden menuju Istana Niki – Niki untuk bersepakat menangkap Boi Kapitan dan pengikutnya. Mendengar berita tersebut, Boi Kapitan beserta rakyatnya mengatur siasat, dengan menyediakan 2 bangsal peristirahatan di POPNASI (nama tempat sekarang dibangun Tugu Peringatan Perang Kolbano) dimana bangsal tersebut digunakan untuk menghalangi dan menghambat ruang gerak kompeni dalam perlawanan ketika terjadi penyergapan terhadap pihak Boi Kapitan. Alhasilnya gugurlah 16 tentara Belanda kemudian oleh Kompeni Belanda mengumpulkan semua tulang dan tengkorak untuk dikuburkan secara masal di Kolbano.

Desa Kolbano terletak di bagian selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dengan jarak dari kota So eke Kolbano kira – kira 117 KM. Dan Monumen Peringatan yakni Monumen Kuburan Masal Tentara Belanda dengan ukuran 4M X 8M dan tinggi 4 M, sedangkan tugu peringatan di POPNASI dibangun pada tahun 1960 dan diabadikan sebagai peringatan terhadap Para Pejuang Kolbano yang gugur dalam perang melawan Belanda.

Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments