Ticker

6/recent/ticker-posts

Kebudayaan Kabupaten Sikka


Budaya dan Ragam Tradisi di Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka menyimpan begitu banyak ragam budaya,tradisi,bahasa dan peninggalan-peninggalan masa lampau yang mempunyai nilai peradaban yang tak ternilai.Memang banyak masyarakat dinegara kita yang belum mengetahui karena memang informasi seperti ini bisa dibilang jarang ditemui.

Sedikit informasi tentang keragaman budaya,bahasa yang khas dan unik dari kabupaten Sikka bisa dibaca disini…

- Kepercayaan purba –.> Tuhan, Dewa Matahari-Bulan
- Mo’ang Allessu
* Don Alessu Ximenes da Silva, peletak Agama Katolik di Kerajaan Sikka-Krowe

Bahasa dan Etnik
* Sikka Krowe – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sikka, Kelompok etnis yang
mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terdiri dari sub etnis Sikka Lela,Nita Koting, Nelle-Baluele, Habi-lli-Wetakara, Bola-Wolunwalu,Dorang-
Halehebing.

* Sikka Muhan – Bahasa digunakan adalah Bahasa Muhan, Kelompok etnis Tana Ai yang
mendiami wilayah sekitar Kringa dan Werang. Penganut sistem kekerabatan matrilinear.
* Muhan mendiami bagian timur Kabupaten Sikka, sekitar perbatasan dengan Kab. Flores

Timur atau sering disebut Muhang Jawa.* Lio – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Lio, Mayarakat etnis Lio mendiami bagaian
barat Kab. Sikka dan terdiri dari beberapa sub etnis seperti Mblengu, Mego, Nualolo, dan Bu.

* Palue – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Palue,Kelompok etnis yang mendiami pulau Palue antara lain sub-etnis Nge: Lajangawawi, Lajakarapau, Suria, Kimalaja, Cinde, Pima dan Uwi Muri.
* Tidung – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bajo, Kelompok etnis Kidong Bajo berasal dari Sulawesi selatan yang mendiami pulau-pulau sekitar Teluk Maumere dan sepanjang Pantai Utara (Magepanda, Alok, Kewapante, Waigete, Talibura)
Adat upacara

• 2 ritual siklus tahunan, yakni:
- Musim tanam (Wulang Leleng) dan
- Musim panen (Wulang Dereng)

• 3 siklus daur hidup (Hu’erHoreng Ata Bi’ang), yakni:
- Kelahiran (Wua DetAE Doda), terdiri dari 8 ritual, mulai dari pemberian nama hingga
penyunatan

- Pernikahan (Lema Lepo ‘Rawit Woga), termasuk ritual yang paling rumit terdiri dari 11 ritual, mulai dari ritual meminang hingga ritual mengantar istri ke pihak keluarga
suami. Adat mas kawin (belis) menurut para ahli dan sejarahwan berasal dari perintah
Ratu Dona Inez dan Ratu Dona Maria Du’a Lise Ximenes da Silva pada awal abad ke 17, guna mengangkat harkat kaum wanita di Kerajaan Sikka.

- Kematian (Huer Hereng Ata Mateng Potat), terdiri dari 7 ritual, mulai dari ritual
pembawaan kain, lilin hingga ritual minggu pertama dan ketujuh.

Seni tradisi:

• Seni tari terdiri dari:
- Tari Upacara Ritual, berkaitan dengan kelahiran, tanam padi, hingga giring perahu.
- Tari Perang, berkaitan dengan ritual sebelum perang hingga tari kemenangan perang.
- Tari Pergaulan, seperti pesta panen, perkawinan hingga tarian yang diwarisi dari
kebudayaan Portugis seperti Tari Bobu yang merupakan drama tari kehidupan Yesus.

• Musik tradisional di Sikka sangat diwarnai oleh musik perkusi pukul yang disebut gong waning, namun alat musik lainnya juga cukup komplit, mulai dari alat perkusi pukul dari metal dan bambu, perkusi kulit (gendang), musik tiup, alat musik petik hingga gesek.

• Tradisi Tenun ikat, dimana tenun ikat tidak hanya menghasilkan tekstil semata, namun setiap motif tenun ikat selalu punya makna simbolis, bahkan pada jaman kerajaan juga menjadi penanda status adat dan sosial.

Benda Pusaka Budaya

Budaya Sikka sangat kaya dengan barang-barang pusaka budaya, baik yang asli dari
kerajaan Sikka sebelum Portugis datang maupun sesudah Portugis datang. Benda pusaka
budaya antara lain: benda peninggalan pra-sejarah (tempayan dongson, replika perahu perak Dobo), benda-benda peninggalan kebesaran kerajaan disebut Regalia, patung keagamaan(patung Bayi Yesus, Watu Cruz)

Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments