Ticker

6/recent/ticker-posts

Desa Kewar di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

 Desa Kewar di Kabupaten Belu


Bagi sebagian wisatawan, Kabupaten Belu mungkin terdengar asing. Meski begitu, bukan berarti mereka boleh mengabaikannya saat memilih tempat yang akan dikunjungi untuk liburan berikutnya. Seperti saudaranya (Kabupaten Alor), Belu memang terkenal dengan pantai dan wisata alamnya. Namun, juga memiliki beberapa desa tradisional yang menarik untuk dijelajahi wisatawan termasuk Desa Kewar. Tepatnya berada di Kecamatan Lamaknen. Desa ini menjadi tujuan liburan baru bagi mereka yang berkunjung ke Kabupaten Belu belakangan ini. Ini menawarkan lingkungan yang nyaman dan budaya yang menarik untuk dinikmati selama kunjungan.

Nuansa
Begitu tiba di desa, wisatawan bisa langsung melihat gapura Desa Kewar yang mencolok. Jalurnya terbilang bagus, sehingga baik mobil maupun sepeda motor dapat mengakses desa dengan mudah. Dari segi nuansa, desa ini dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan berbagai jenis tumbuhan. Ini menjelaskan mengapa suasana terasa begitu teduh dan menyejukkan di sana. Kalau soal nama, pernah disebut “Gewal”. Ge artinya buah dan Wal artinya kenyang atau kenyang. Namun seiring berjalannya waktu, penduduk setempat mengubahnya menjadi Kewar.

Menjelajah Desa Kewar
Daya pikat pertama Desa Kewar memang lingkungannya yang masih asli. Dengan cara ini, pengunjung cukup menjelajahi alam dengan berjalan kaki atau trekking. Desa ini menampilkan berbagai jenis lanskap. Yang perlu diperhatikan hanyalah jalur trekking. Dalam hal ini, mereka dapat memanfaatkan pemandu lokal yang dapat memberikan arahan yang sempurna selama eksplorasi. Tip lainnya adalah mereka harus memakai perlengkapan yang nyaman seperti sepatu hiking. Membawa kamera juga disarankan, entah kenapa.

Alasan berikutnya mengapa wisatawan terus datang ke Desa Kewar pasti untuk melihat Rumah Raja (King's House). Rumah unik ini menerapkan desain Rumah Adat Panggung dan menonjolkan alang-alang di atapnya. Jika wisatawan memasuki ruang tengah, mereka akan melihat dua tiang besar yang disebut Nulai Mone dan Nulai Napa. Mone menyerupai jenis kelamin laki-laki sedangkan Pana sebenarnya menyerupai jenis kelamin perempuan. Fakta unik lainnya, baik tiang maupun dinding rumah memiliki ukiran yang indah. Di bagian depan rumah, wisatawan dapat menemukan ruang terbuka yang disebut Leo Rato tempat duduk Raja.

Hal lain yang harus dilakukan di Desa Kewar adalah bertemu dengan penduduk setempat dan pemimpin yang disebut Reu Loro. Jangan khawatir. Mudah untuk mendekati mereka asalkan wisatawan bisa berbicara Bahasa Indonesia. Sebagai alternatif, mereka dapat menyewa pemandu wisata agar lebih mudah berkomunikasi dengan penduduk setempat. Nanti, sebelum pulang, disarankan untuk makan buah-buahan lokal yang lezat seperti jeruk keprok, jambu biji, dan masih banyak lagi!

Atraksi Terdekat

  • Air Terjun Golpara
  • Air Terjun Mauhalek
  • Lembah Fulan Fehan

Cara Menuju Ke Sana
Dari ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, wisatawan dapat memanfaatkan layanan transportasi lokal manapun dan menuju ke Desa Kewar melalui Jalan Nasional Trans Timor. Tujuan utama mereka adalah Kecamatan Lamaknen di mana desa itu sebenarnya berada. Sebagai informasi, perjalanan ini memakan waktu sekitar 7 jam 39 menit karena jaraknya 315 km.

Dimana untuk tinggal

  • Resor Ramascora
  • Hotel berisiko
  • Hotel LS
  • Klaben Hotel

Related Posts

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments