Pantai Tanjung Aan |
Seperti yang diketahui banyak orang Lombok memiliki banyak pantai di pesisirnya, sebagian besar sangat indah dan beberapa di antaranya masih belum tersentuh. Di pesisir selatan Lombok kita bisa menemukan beberapa pantai ikonik, salah satunya adalah Pantai Tanjung Aan, tempat kelahiran putri legendaris Mandalika. Terletak kurang lebih 75 km sebelah selatan Mataram, dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dari kota, dan sekitar 10 menit dari Pantai Kuta. Tidak terlalu jauh dari kota utama dan jalan menuju pantai dibangun dengan sangat baik meskipun jalannya sedikit kasar ketika kita mendekati Pantai Tanjung Aan. Akses menuju kawasan ini cukup mudah, bisa ditempuh dengan mobil atau sepeda motor. Kita bisa melihat pertanian dan desa yang indah di sepanjang jalan sambil menikmati pemandangan pantai dan pohon kelapa di dekatnya.
Pantai ini menghadap langsung ke Samudra Hindia, dan panjang pantainya 2 km. Satu hal yang membuat Pantai Tanjung Aan unik adalah pasirnya, butiran pasirnya lebih besar dan orang sering menyebutnya “pasir lada”. Pantai Tanjung Aan sangat cocok bagi mereka yang senang snorkeling dan berenang, karena ombaknya cukup tenang dan kedalaman lautnya cukup dangkal. Jika Anda tidak memiliki atau lupa peralatan snorkeling Anda, ada kapal lokal yang menyediakan kebutuhan untuk snorkeling atau tur melintasi pantai. Pada sore hari, ombak semakin tinggi sehingga peselancar bisa pergi ke Pantai Tanjung Aan untuk mencoba ombak. Di seberang pantai, kita bisa melihat beberapa gubuk anyaman jerami dan payung tradisional. Salah satu cara untuk menikmati Pantai Tanjung Aan adalah dengan berbaring di bawah gubuk atau payung sambil minum minuman kelapa dan makan jajanan dan makanan lokal.
Pantai Tanjung Aan juga dikelilingi oleh beberapa bukit. Perbukitan ini memiliki trek yang cukup menantang. Ini adalah rekomendasi untuk mendakinya dan melihat pantai terdekat dari atas sana. Penduduk setempat menyebut bukit itu Bukit Merese, Bukit itu sendiri berarti bukit. Selama pendakian, biasanya kita bisa menjumpai kawanan kerbau yang hidup tenang di kawasan tersebut. Rumput hijau terlihat sangat unik dan penduduk setempat sering membandingkannya dengan bukit-bukit di Selandia Baru. Di atas bukit kita juga bisa melihat pantai terdekat seperti Pantai Seger di sebelah barat, dan di sebelah timur kita bisa melihat Batu Payung dan Gili Anak Anjakan dari jauh. Menikmati sunset dari atas bukit juga bisa menjadi momen yang sangat tak terlupakan.
Saat liburan, kita bisa melihat banyak wisatawan lokal di Pantai Tanjung Aan. Sedangkan di bulan Februari, kita bisa melihat lebih banyak wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara. Sangat ramai selama bulan ini karena ada acara adat khusus yang disebut Bau Nyale. Ritual ini merupakan cara untuk memperingati putri legendaris Mandalika, seorang putri yang mengorbankan dirinya dengan melompat dari bukit untuk menjaga perdamaian dan persatuan di kerajaan. Setelah itu, menurut mitos putri Mandalika bereinkarnasi menjadi “Nyale” atau cacing laut. Nyale sendiri setelah ditangkap, akan dimasak oleh penduduk setempat.
0 Comments